Powered By Blogger

Rabu, 05 Oktober 2011

Suku Korowai dan Kombai


Suku Korowai dan Kombai

Pada tahun 1995, George Steinmetz, seorang fotografer mendokumentasikan suku orang-orang yang tinggal di pohon di Irian Jaya. Mereka sebelumnya tidak pernah berinteraksi dengan orang asing dan mereka tidak mengenal bahasa mereka hanya memakai bahasa suku saja.


Korowai adalah suku yang hidupnya di rumah tinggi, kadang-kadang ketinggian rumah hingga 60 meter dari atas tanah. Ada rumah yg di bangun memang diatas pohon, atau juga di atas rumah panggung yang tingginya bisa hingga 20 meter. Ada beberapa alasan mengapa mereka membuat rumah sangat tinggi dari atas tanah.
Pertama, memang menghindari dari serangan atau ancaman musuh.
Kedua, biasanya juga untuk strategi berburu, karena dapat dengan leluasa mengontrol babi hutan yang berkeliaran di bawah dekat rumah mereka, Jadi bila ada binantang buruan mendekat tinggal menbidikan busur panahnya saja.
ketiga, tentu saja karena adat yang telah lama turun menurun hingga merasa menjadi nilai tersendiri bagi mereka. Disamping karena faktor alam, membuatnya menjadi lebih nyaman Walau hanya menggunakan sebatang pohon kecil, tidak ada masalah bagi mereka (kakek, nenek, anak kecil, ibu hamil atau Ibu menggendong bayi), untuk  naik turun ke rumah mereka. Termasuk di dalam rumah di atas pohon itu, mereka menyalakan api atau apa saja lazimnya orang didalam rumah dalam batas-batas tertentu.

Suku Korowai selama ini hidup di pepohonan dalam hutan rimba. Suku Korowai di Papua terdapat di Distrik Citak Mitak, Kabupaten Mappi. Selain di Citak Mitak, Suku Korowai juga ditemukan di perbatasan antara Kabupaten Yahukimo, Jayawijaya dan Kabupaten Boven Digoel.

Disana hidup juga Suku Kombai. Pria Suku Kombai menggunakan ‘koteka’ dari paruh burung besar. Senjata mereka adalah panah yang matanya terbuat dari tulang.

Kedua suku ini tergolong peramu, berburu dan nomaden. Sebagiannya Kanibal. Kaum lelaki biasanya mengenakan selembar daun yang diikat tali diujung auratnya, sedangkan perempuan mengenakan selembar daun yang diikat tali dipinggang.


Mereka membuat rumah tinggal di atas pohon yang tinggi. Makanan pokoknya sagu. Mereka juga berburu binatang seperti kus-kus, kasuari, burung, babi hutan dan aneka fauna lainnya yang bisa dikonsumsi setelah dimasak dengan cara mereka secara turun temurun. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar